Derita Pengungsi Gempa yang telah 12 Hari Tidur di Tenda: Banyak yang Demam karena Kurang Tidur

    Derita Pengungsi Gempa yang telah 12 Hari Tidur di Tenda: Banyak yang Demam karena Kurang Tidur

    Simpang Empat, – Ribuan warga masih tinggal di tenda-tenda pengungsian, di Nagari Kajai, Kecamatan Talamau, Kebupaten Pasaman Barat (Pasbar). Sejak gempa M 6, 1, berarti hari ini sudah memasuki hari yang ke-13 pascagempa.

    Kondisi fisik sebagian besar pengungsi terus menurun. Tak Sedikit yang telah mengalami demam dan menderita penyakit lainnya akibat stamina melemah karena kurang tidur.

    “Sejak kejadian gempa pada tanggal 25 Februari lalu, hingga sekarang saya hanya beberapa jam saja tidur, karena guncangan kecil masih terasa setiap malam, ” kata salah seorang pengungsi Hendi, 39 tahun di Simpang Empat, Selasa (9/3/2022) malam.

    Hendi menyebutkan, ia bersama istri dan anak-anak masih trauma atas kejadian gempa M 6, 1 yang menguncang kampung Kajai dan sekitarnya. Menurutnya masih terbayang di pelupuk mata kedahsyatan gempa itu, seolah-olah sesuatu yang besar akan keluar dari perut bumi akibat hentakan gempa.

    “Lebih parah sekarang ini, karena masih bertahan pada tenda-tenda pos pengungsian, sudah beberapa warga yang mengalami sakit bahkan ada yang meninggal dunia dengan berbagai keluhan, ada yang sakit perut, deman serta banyak kondisi stamina tubuh menurun, ” sebut dia.

    Sementara itu, Khairul, 56 tahun pengungsi lainya mengatakan hal yang sama. Di mana ia mengalami demam sejak subuh, badannya panas dingin dan menggigil kedinginan.

    “Namun demikian, pagi tadi saya sudah berobat, dan dianjurkan oleh dokter untuk istirahat total karena stamina tubuh saya drop, akibat kurang tidur dan cemas., ” ungkapnya.

    Ia berharap pemerintah cepat membangun tempat hunian sementara, kalau dapat per Kepala Keluarga (KK). Kenapa demikian, kalau berlama-lama dalam tenda pengungsian ini, tidak baik, karena tidur hanya beralaskan terpal dan tempat tidur busa yang hanya terbatas jumlahnya.

    “Karena di tenda kami ada orang tua dan anak-anak maka kita proritaskan mereka dulu, ” terangnya.

    Selain itu, air bersih untuk berwudu juga sulit, karena air Pamsimas mereka beberapa bak penampungannya hancur dan pipa - pipa banyak yang pecah, diperparah lagi sungai yang mengalirinya tersumbat ratusan ton material lumpur dan kayu sehingga membuat air sungai kecil.

    Sementara itu, Pj Wali Nagari Kajai Rahmadani mengatakan bahwa masih banyak warga yang belum dapat tenda pengungsian, dan pihaknya telah memasukkan permohonan kepada Kemensos untuk memberikan tenda untuk satu tenda setiap satu KK.

    “Miris sekali hati saya, melihat masyarakat kita yang tidur pada tenda-tenda pengungsian, dan juga masih banyak warga kita yang belum dapat tenda pengungsian, ” paparnya.

    Ia menekankan bahwa pihaknya akan terus memperjuangkan warganya.

    “Karena duka mereka adalah duka saya karna kita sama-sama terdampak gempa, sama-sama trauma. Kita minta pemerintah pusat harus cepat tanggap terhadap kejadian musibah gempa ini, ” pungkasnya. (**) 

    Afrizal

    Afrizal

    Artikel Sebelumnya

    1 Lagi Korban Gempa di Pasaman Meninggal...

    Artikel Berikutnya

    Warga Koto Panjang Antarkan Bantuan Korban...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    TV Parlemen Live Streaming
    Polri TV: Transparan - Informatif - Terpercaya
    Pimpin KTT World Water Forum, Panglima TNI Sambut Kedatangan Presiden Jokowi Di Bali
    Banyak Kalangan Berharap Kasus Karen Diputus Hakim Berdasarkan Keadilan dan Ketuhanan yang Maha Esa
    Satgasud PAM VVIP KTT World Water Forum Amankan Wilayah Udara Bali

    Ikuti Kami